Perspektif Paradigma Pembelajaran di Era 4.0 ( Era Digital)

Perkembangan teknologi terus meningkat seiring dengan kebutuhan manusia yang terus meningkat pula. Hal ini para pakar terus berupaya menyesuaikan diri agar kegiatan manusia cepat, tepat, serta mudah dalam menjalan aktifitas. Begitupun terjadi pada dunia pendidikan sangat terasa perbedaannya saat belum dibantu oleh teknologi semuanya berbasis tradisional, perbedaannya sangat signifikan. Perbedaan yang sangat mencolok dilihat dari basis pengetahuan ( kognitif). Untuk menggali pengetahuan yang berbasis teori hanya mengetik dan klik di google semuanya sudah terbuka. Saat ini dalam pendidikan terutama pada pembelajaran yang belum dikuasai adanya era 4.0 adalah bidang prilaku ( afektif) dan ketrampilan ( Psikomotorik). Dari dua hal itu sebaiknya menjadi perubahan dalam pembelajaran di kelas.

ERA DIGITALPEMBELAJARANERA 4.0

Samsi

8/8/20242 min read

white concrete building
white concrete building

Perkembangan teknologi terus meningkat seiring dengan kebutuhan manusia yang terus meningkat pula. Hal ini para pakar terus berupaya menyesuaikan diri agar kegiatan manusia cepat, tepat, serta mudah dalam menjalan aktifitas. Begitupun terjadi pada dunia pendidikan sangat terasa perbedaannya saat belum dibantu oleh teknologi semuanya berbasis tradisional, perbedaannya sangat signifikan. Perbedaan yang sangat mencolok dilihat dari basis pengetahuan ( kognitif). Untuk menggali pengetahuan yang berbasis teori hanya mengetik dan klik di google semuanya sudah terbuka. Saat ini dalam pendidikan terutama pada pembelajaran yang belum dikuasai adanya era 4.0 adalah bidang prilaku ( afektif) dan ketrampilan ( Psikomotorik). Dari dua hal itu sebaiknya menjadi perubahan dalam pembelajaran di kelas.

Sebelum penulis uraikan lebih lanjut marilah kita lihat perbedaan-perbedaan sebelum masuknya era digital dan sesuadah era 4.0, berikut di bawah ini.

Sebelum era digital atau era 4.0

  • Penguatan pengetahuan berbasis teori selalu menjadi perhatian untuk siswa

  • Sulitnya mencari informasi dan untuk mendapatkannya harus langsung dengan sumber informasi

  • Perpustakaan menjadi tempat sumber rujukan informasi

  • Perpustakaan daerah lokasi jauh dari sekolah karena perpustakaan yang dimiliki pada umumnya tidak selengkap perpustakaan daerah atau nasional

  • Tenaga pendidik atau guru menjadi sumber kebenaran pengetahuan bagi siswa

  • Kemampuan pengetahuan guru harus di atas rata-rata agar tidak salah menyampaikan informasi pengetahuan kepada para siswa

  • Bahan ajar berbasis teks books ( Buku Teks) menjadi sumber utama dalam pembelajaran

  • Siswa wajib mencatat materi dibukunya masing-masing sesuai dengan jumlah materi yang ada dibuku

  • Waktu dihabiskan dengan mencatat materi sehingga waktu bagi guru untuk menjelaskan dan mempraktikan sangat kurang

  • Banyak siswa yang minat menulisnya rendah akan berdampak pada rendahnya kehadiran sampai pada drop out karena beban menulis sangat banyak

  • Metode ceramah menjadi metode andalan

  • Guru yang kurang begitu aktif memberikan ceramah atau penjelaskan dipastikan siswa rendah penguasaan pengetahuan

  • Guru menjadi pusat kegiatan pembelajaran

  • Siswa menjadi obyek dalam pembelajaran

  • Kegiatan evaluasi berbasis kertas

    Paradigma pembelajaran saat ini sebaiknya:

  • Penguatan bidang prilaku ( afektif ) dan ketrampilan (Psikomotorik) harus menjadi focus dalam pembelajaran karena teori saat ini mudah untuk dicari hanya ketik yang ingin diketahui sudah diperoleh informasi atau pengetahuan tersebut

  • Sumber informasi sudah tersedia berbasis digital bahan ajar dan perpustakaan sehingga bagi untuk pengetahuan tugasnya memperdalam pengetahuan informasi tersebut

  • Guru atau pendidik saat ini tidak lagi sumber informasi terbesar bagi siswanya sehingga yang terjadi penerimaan tenaga pendidik dapat terjadi tidak sesuai keahliannya ini salah satu dampak buruk bagi pendidikan kita di era digital

  • Metode ceramah bukan lagi andalan diera ini sebaiknya problem solving, inquiry, berbasis tugas harus menjadi utama untuk memperdalam pengetahuan siswa

  • Setiap hari siswa harus dihadapkan dengan masalah sesuai dengan materi yang harus diterimanya bukan dengan mendengarkan ceramah

  • Karena informasi pengetahuan sudah terbuka dan mudah untuk di cari, saat ini pendidikan harus focus pada kemampuan siswa pada prilaku ( karakter) dan ketrampilan tidak lagi pada teori-teori

  • Kemampuan siswa berprilaku baik (berkarakter) dan kualitas ketrampilannya bagus maka setelah lulus para pihak yang membutuhkan tidak ragu lagi untuk menerimanya.

    Kesimpulan dari tulisan ini adalah pendidikan haruslah focus pada pembentukan kompetensi afektif dan psikomotorik, untuk teori pihak pendidik memfasilitasi untuk siswa agar menggali dengan model dan metode yang berbasis tugas dan problem. Dan sebagai pembentukan karakter siswa, guru harus sepenuhnya memahami dan menjalankan Tutwuri Handayani.