Dari Menara Gading ke Akar Rumput: Kisah Pengabdian Unik Seorang Doktor

Pada tahun 2023, saya menuntaskan perjalanan panjang studi saya dan secara resmi menjadi lulusan S3 dari Program Studi Pendidikan Ekonomi, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Sebuah pencapaian yang semestinya mengantar saya kembali ke koridor kampus, namun takdir dan panggilan hati membawa saya pada jalur pengabdian yang berbeda dan unik.

KOPERASI MERAH PUTIHKDMP GUMULUNG LEBAK

Samsi

11/9/20251 min read

Pada tahun 2023, saya menuntaskan perjalanan panjang studi saya dan secara resmi menjadi lulusan S3 dari Program Studi Pendidikan Ekonomi, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Sebuah pencapaian yang semestinya mengantar saya kembali ke koridor kampus, namun takdir dan panggilan hati membawa saya pada jalur pengabdian yang berbeda dan unik.

Sebagai akademisi, tri dharma perguruan tinggi—Pengajaran, Penelitian, dan Pengabdian—adalah landasan tugas. Sebenarnya, saya telah memulai fase Pengabdian di kampus sejak tahun 2018. Namun, karena status saya sebagai dosen tidak tetap, saya memutuskan untuk menonaktifkan diri pada tahun 2022. Keputusan ini didasari oleh keyakinan bahwa pengabdian tidak harus dibatasi oleh tembok institusi.

Saat ini, fokus utama saya bukanlah di kampus, melainkan di Desa Gumulung Lebak, tempat saya menjabat sebagai Ketua Pengurus Koperasi Desa Merah Putih (KDMP). Meskipun telah meninggalkan tugas formal di perguruan tinggi, semangat Tri Dharma tetap menyala. Saya masih mengabdi pada sektor pendidikan, kini melalui jalur nonformal dengan mengelola program pendidikan kesetaraan: Paket A, Paket B, dan Paket C, memberikan harapan baru bagi mereka yang putus sekolah.

Namun, posisi di KDMP inilah yang menjadi pengabdian unik saya saat ini. Ini adalah wadah nyata untuk membuktikan dan memanfaatkan seluruh keilmuan yang saya peroleh—sebuah anugerah dari Allah—dengan implementasi konkret, jauh dari sekadar teori yang lazim dipaparkan di kelas-kelas kuliah. Saya tidak ingin ilmu saya hanya berkutat di tataran konseptual, melainkan harus benar-benar menyentuh dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

Tentu, jalan ini penuh tantangan. Tantangan terbesar yang saya hadapi adalah pembuktian. Keberhasilan atau kegagalan dalam mengelola Koperasi Desa Merah Putih akan menjadi cerminan nyata dari seberapa efektif keilmuan ekonomi yang saya miliki dapat diaplikasikan. Ini adalah pertaruhan integritas ilmu yang menuntut pertanggungjawaban ganda, baik secara akademik maupun sosial.

Saya berharap dan memohon doa, semoga Allah senantiasa memberikan kemudahan dan kelancaran dalam setiap langkah menjalankan tugas sebagai Ketua Pengurus KDMP Gumulung Lebak. Harapan terdalam saya adalah agar kebermanfaatan dari pendidikan tinggi yang telah saya tempuh ini dapat terwujud secara nyata, memberikan dampak positif, dan menjadi bukti bahwa ilmu tertinggi adalah ilmu yang diamalkan untuk kemaslahatan umat.